Sebelum Al Gore membuat An Inconvenient Truth, sebuah film dokumenter tentang pemanasan global, dan sebelum seruan 'going green' menjadi slogan yang banyak terpampang di berbagai produk dan kampanye lingkungan, 18 tahun lalu Michael Jackson telah membuat lagu yang menggambarkan kerusakan lingkungan lewat 'Earth Song'.
Salah satu lagu protes paling tidak biasa dan berani dalam sejarah musik populer itu merajai tangga lagu di lebih dari lima belas negara di dunia, seperti dilansir situs the Huffington Post, 24 Juni 2011 lalu.
Perubahan iklim tidak menentu secara global dan bersamaan sejak akhir tahun lalu sampai saat ini di beberapa negara besar di dunia seakan-akan memperlihatkan peringatan lagu Earth Song dari Michael Jackson terhadap lingkungan di planet kita ini seakan menjadi kenyataan.
Selain Saudi, salju juga menutup wilayah Yerusalem. Pada Desember lalu, Perusahaan Listrik Israel bahkan sampai menyatakan kondisi darurat nasional lantaran puluhan ribu rumah di kota suci itu dan di wilayah sekitarnya tidak akan mendapat aliran listrik akibat terjangan badai salju.
Selain di Amerika Serikat dan daerah di sekitar jazirah Arab atau Timur Tengah, cuaca ekstrem juga menghantam Inggris. Negeri Tiga Singa itu dilanda banjir bandang serta wabah tikus yang tidak mempan terhadap racun dan obat pembasmi tikus lainnya.
Tidak hanya itu, ketika Amerika membeku, Inggris dilanda banjir dan Timur Tengah turun salju, di Australia justru diterpa hawa panas hebat yang mengakibatkan lebih dari 100 ribu kelelawar berjatuhan dari langit karena hawa panas tersebut, seperti dikutip surat kabar the Daily Mail, Rabu (08/01).
Dilaporkan bahwa ada banyak sekali bangkai kelelawar yang berserakan terutama di bawah sebuah pohon yang biasanya menjadi tempat bergelantungannya hewan malam itu.
Namun, mengutip tulisan di majalah Slate, apa yang terjadi sekarang ini bukanlah faktor dan ciri perubahan iklim ekstrem yang disangkutkan dengan pemanasan global (global warming).
"Memang di Amerika Serikat terjadi pembekuan, di Inggris banjir dan beberapa lagi, namun tidak semua negara mengalami hal serupa. Banyak negara di Eropa lainnya yang masih baik-baik saja," jelas penulis bernama Chris Mooney.
Namun menurut penelitian, terjadinya hal-hal tersebut disebabkan karena adanya pergerakan udara di troposfer dan stratosfer yang bermula dari tidak seimbangnya hawa panas dan penyerapan uap air di udara.
Dari ketidakseimbangan tersebut memunculkan fenomena dan cuaca ekstrem seperti yang terjadi sekarang ini. Bahkan, seperti yang tertulis di koran the Telegraph awal Januari lalu, para peneliti mengatakan bahwa pemanasan global akan lebih cepat datang dari yang diprediksi sebelumnya.
Dari ketidakseimbangan segala hal yang mempengaruhi iklim global, maka membuat iklim di beberapa belahan dunia atau negara menjadi tidak stabil serta menyebabkan hal yang seharusnya tidak terjadi akhirnya muncul.
Mungkin jeritan hati mendiang Michael Jackson, yang berpulang 2009 silam, lewat lagunya Earth Song seakan menampar kita dengan kenyataan bahwa planet yang kita pijak mulai menangis dan menderita akibat kelalaian kita dalam menjaganya.
Salah satu lagu protes paling tidak biasa dan berani dalam sejarah musik populer itu merajai tangga lagu di lebih dari lima belas negara di dunia, seperti dilansir situs the Huffington Post, 24 Juni 2011 lalu.
Perubahan iklim tidak menentu secara global dan bersamaan sejak akhir tahun lalu sampai saat ini di beberapa negara besar di dunia seakan-akan memperlihatkan peringatan lagu Earth Song dari Michael Jackson terhadap lingkungan di planet kita ini seakan menjadi kenyataan.
"Saya ingat menulis 'Earth Song' ketika saya berada di Austria, di sebuah hotel. Dan saya merasakan begitu banyak rasa sakit dan penderitaan di Planet Bumi. Bagi saya, ini adalah Lagu Bumi, karena saya berpikir alam berusaha keras untuk mengimbangi kesalahan manusia di Bumi ini," ucap penyanyi kelahiran 1958 itu, seperti dikutip situs songfacts.com.
"Dan dengan ketidakseimbangan ekologi yang terjadi, dan banyaknya masalah lingkungan, saya pikir Bumi merasa sakit, dan dia terluka. Tapi ini adalah kesempatan saya untuk setidaknya membuat banyak orang mendengar suara planet ini. Dan ini adalah 'Lagu Bumi', dan itu yang mengilhami saya. Dan tiba-tiba saja, lagu itu turun ke pangkuan saya ketika saya melakukan tur di Austria," tulis Michael Jackson kala itu.Seperti yang banyak di bahas di berbagai media, hampir separuh wilayah Amerika Serikat diterjang hawa dingin dan kebekuan. Tidak hanya itu, di daerah yang memiliki iklim dengan temperatur panas, seperti Arab Saudi, justru turun salju yang selama beberapa dekade terakhir tidak pernah ada.
Selain Saudi, salju juga menutup wilayah Yerusalem. Pada Desember lalu, Perusahaan Listrik Israel bahkan sampai menyatakan kondisi darurat nasional lantaran puluhan ribu rumah di kota suci itu dan di wilayah sekitarnya tidak akan mendapat aliran listrik akibat terjangan badai salju.
Selain di Amerika Serikat dan daerah di sekitar jazirah Arab atau Timur Tengah, cuaca ekstrem juga menghantam Inggris. Negeri Tiga Singa itu dilanda banjir bandang serta wabah tikus yang tidak mempan terhadap racun dan obat pembasmi tikus lainnya.
Tidak hanya itu, ketika Amerika membeku, Inggris dilanda banjir dan Timur Tengah turun salju, di Australia justru diterpa hawa panas hebat yang mengakibatkan lebih dari 100 ribu kelelawar berjatuhan dari langit karena hawa panas tersebut, seperti dikutip surat kabar the Daily Mail, Rabu (08/01).
Dilaporkan bahwa ada banyak sekali bangkai kelelawar yang berserakan terutama di bawah sebuah pohon yang biasanya menjadi tempat bergelantungannya hewan malam itu.
Namun, mengutip tulisan di majalah Slate, apa yang terjadi sekarang ini bukanlah faktor dan ciri perubahan iklim ekstrem yang disangkutkan dengan pemanasan global (global warming).
"Memang di Amerika Serikat terjadi pembekuan, di Inggris banjir dan beberapa lagi, namun tidak semua negara mengalami hal serupa. Banyak negara di Eropa lainnya yang masih baik-baik saja," jelas penulis bernama Chris Mooney.
Namun menurut penelitian, terjadinya hal-hal tersebut disebabkan karena adanya pergerakan udara di troposfer dan stratosfer yang bermula dari tidak seimbangnya hawa panas dan penyerapan uap air di udara.
Dari ketidakseimbangan tersebut memunculkan fenomena dan cuaca ekstrem seperti yang terjadi sekarang ini. Bahkan, seperti yang tertulis di koran the Telegraph awal Januari lalu, para peneliti mengatakan bahwa pemanasan global akan lebih cepat datang dari yang diprediksi sebelumnya.
Dari ketidakseimbangan segala hal yang mempengaruhi iklim global, maka membuat iklim di beberapa belahan dunia atau negara menjadi tidak stabil serta menyebabkan hal yang seharusnya tidak terjadi akhirnya muncul.
Mungkin jeritan hati mendiang Michael Jackson, yang berpulang 2009 silam, lewat lagunya Earth Song seakan menampar kita dengan kenyataan bahwa planet yang kita pijak mulai menangis dan menderita akibat kelalaian kita dalam menjaganya.
Berikut video klip Earth Song dari Michael Jackson:
Sumber
Terima kasih Merdeka.com atas artikel yang luar biasa ini. Semoga dapat membuka mata, mengubah persepsi dan perspektif tentang Michael Jackson dan pesan yang disampaikan melalui lagu-lagunya.
0 komentar:
Post a Comment